KEMAJUAN TEKNOLOGI HARUS DIBARENGI DENGAN AGAMA
KEMAJUAN TEKNOLOGI HARUS DIBARENGI DENGAN AGAMA
Pandangan Agama Terhadap Kemajuan Teknologi
Agama merupakan salah satu cara hidup manusia menemukan 1. Makna hidup, dan 2. Dunia yang menjadi lingkungannya. 2 (dua) hal ini dengan jelas dapat dipahami dari ayat 24-25 surat Yunus yang artinya :
“sesungguhnya perumaan hidup duniawi hanyalah bagaikan air hujan yang kami turunkan dari langit, kemudian berpadu dengan tumbuh-tumbuhan bumi yang menjadi makanan manusia dan binatang sebagai tatkalah bumi mulai berhias diri dan nampak indah menarik, dan penghuninya menyangkah bahwa mereka mempunyai kekuasaan atas bumi itu, tiba-tiba datang perintah kami dimalam atau disiang hari, kemudian kami jadikan bumi itu gundul seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu apapun di hari kemarinnya. Demikianlah kami jadikan untuk menjelaskan ayat-ayat kami untuk kaum yang berfikir. Dan Allah menyeru kepada negeri perdamaian, serta menunjukkan siapa yang dikehendakinya ke jalan yang lurus
Dengan demikian sekalipun manusia itu sangat pandai dan bisa menguasai berbagai peralatan yang canggih, sehingga mampu menaklukkan alam jagat raya ini. Tetapi mereka tetap tidak boleh sombong, sebab bagaimanapun tingginya ilmu manusia, masih ada saja kejadian-kejadian yang tidak bisa diramalkan oleh mereka. Seperti terjadinya bencana gelombang sunami aceh, semburan lumpur lapindo di Sidoarjo. Ternyata semua itu munculnya tanpa diduga. Bahkan, sampai sekarang semburan lumpur lapindo belum bisa diatasi oleh siapapun. Semua itu merupakan suatu realisasi peringatan Allah swt. Sebagaiman arti ayat yang tertera di atas, Rasulullah saw. pun pernah mengancam dengan hadistnya yang artiya “Tidak akan masuk surga bagi orang yang dalam hatinya terdapat seberat biji sawidari sifat sombong”.
Apabila agama sebagai “Way Of Life” atau jalan hidup bagi manusia. Maka sejauh mana kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi? Abu’l Hasan Ali Al Nadwi menyimpulkan ada 4 saran yang ditawarkan agama antara lain:
- Teknologi adalah sebagai alat untuk menaklukan kesulitan manusia.
Tujuan paling mendasar dari industri dan teknologi adalah untuk menaklukkan rintangan dan kesulitan dalam perjalanan hidup manusia. yang diakibatkan oleh kebodohan manusia itu sendiri.
Sebaliknya, jika masalah manusia telah terpecahkan, mereka tidak boleh lupa kepada Tuhannya, sebab teknologi dan kelebihan yang mereka kuasai itu semata-mata pemberian dari Allah dan semua itu hanya merupakan sarana belaka.
- Teknologi bagi kehidupan manusia hanya merupakan sarana.
Sarana disini bisa dipahami sebagai suatu yang netral. Artinya tidak mempunyai nilai baik atau buruk apalagi nilai jahat. Ia hanya bisa tunduk dan patuh kepada kehendak, pikiran dan moralitas manusia sebagai pemakainya. Seringkali benda itu berubah menjadi negatif gara-gara pemakainya membelokkan untuk mencari keuntungan priibadi. Sebagaimana contoh obat bius diatas.
Karena itu masalahnya bukan terletak pada hasil teknologi, tetapi semata-mata terletak pada orang yang menggunakannya dan penggunaan itu sendiri. Maka benarlah ungkapan dalam Al-Qur’an “telah tampak kehancuran dan kebinasaan di daratan dan di lautan itu disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri”. Disinilah diperlukan peranan agama, artinya Teknologi itu harus dibarengi dengan agama. Sebab agamalah yang mengajar manusia agar menggunakan sesuatu itu lebih bermanfaat dan sesuai proporsinya.
- Hendaknya teknologi dimanfaatkan untuk menjaga keseimbangan.
Yang dimaksud keseimbangan disini adalah keseimbangan antara “kekuatan dan moral”. Memang diakui bahwa perkembangan teknologi telah menciptakan kemungkinan bagi perbaikan keadaan-keadaan dalam tingkat hidup sejumlah manusia, mengankat penderitaan fisik, membebaskan diri dari kerja berat, semuanya menjadi gampang dan sangat mudah. Tetapi kita sebagai manusia yang bermoral tentu harus mengakui, bahwa semua itu terjadi karena keikut sertaan campur tangan Tuhan. Tanpa capur tangan Tuhan tidak mungkin semua itu bisa terjadi.
- Tujuan akhir teknologi adalah untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.
Dalam masalah ini islam sudah jelas, bahwa Allah swt. menciptakan manusia di bumi ini adalah sebagai kholifah (wakil) Allah. Artinya, agar manusia berbuat dengan sebaik-baiknya terhadap alam sekelilingnya. Bila terjadi sesuatu yang dianggap bisa membahayakan, hendaknya cepat-cepat untuk menanggulanginya sehingga tidak menimbulkan bencana. Menjaga udara tetap bersih tidak berpolusi, sehingga terasa segar untuk bernafas. Menjaga kesuburan tanah, sehingga dapat ditanami buah-buahan yang segar, agar dapat dinikmati oleh manusia. Apabila manusia jenuh dengan makanan pokok dan mereka ingin mengubahnya menjadi bentuk yang lain (tentunya dengan teknologi) islam tidak melarangnya, asal semua itu membuat kemakmuran bagi manusia secara merata. Sehingga hidup ini menyenangkan, membahagiakan dan bisa Khusnul Khotimah jika nanti pada saatnya kembali untuk menghadap padaTuhan sebagai penciptanya.
C. Kesimpulan
Kemajuan teknologi bisa membawa dampak positif dalam kehidupan umat manusia yakni bisa menyenangkan dan membahagiakan. Tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena teknologi hanyalah merupakan suatu alat atau sarana yang tidak mempunyai nilai baik atau buruk apalagi nilai jahat. Hal ini tergantung pada kehendak pemakainya, kemudian agar para pemakainya menggunakan hal-hal yang positif dan bisa membawa kemanfaatan, maka teknologi sangat perlu dibarengi dengan agama, karena agamalah yang mengarahkan pada manusia untuk menggunakan semuanya itu pada hal-hal yang positif, agar hidup ini bisa tentram, menyenangkan dan bahagia dibawa naungan ridha Allah swt.
Komentar
Posting Komentar